Alih Teknologi Bidang Peternakan Desa Sayang Menggandeng Fapet Unpad Untuk Menjadi NaraSumber

Sebagian  penduduk Desa Sayang Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang memiliki kegiatan bertani dan berternak. Untuk menunjang kegiatan tersebut maka diadakan berbagai pelatihan, salah satunya yaitu pelatihan pembuatan pakan silase dan Pemanfaatan Limbah Ternak. Pembuatan pakan ternak ini sangat bermanfaat untuk para peternak, karena pada dasarnya pengolahan pakan yang baik itu sangatlah penting dalam meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan hewan ternak dan juga pemanfaatan limbah ternak untuk pembuatan pupuk.Dalam upaya meningkatkan mutu dan kualitas peternakan rakyat,dan Alih Teknologi bidang Peternakan domba khususnya pembuatan pakan ternak Domba dan pemanfaatan limbah ternak menjadi pupuk, Pemerintah Desa (Pemdes) Desa Sayang Kecamatan Jatinangor  mengandeng   Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran untuk memberikan pelatihan pakan ternak dan pemanfaatan limbah peternakan bagi Perangkat Desa,Kader dan Peternak di Desa Sayang Kecamatan Jatinangor pada Selasa (19/9/2023) bertempat di Demplot Rumah Pangan Lestari Desa Sayang Kecamatan Jatinangor.

Pelatihan terselenggara berkat dari hasil kerja sama Fakultas Peternakan Universitas Padjadjaran dengan Pemerintah Desa Sayang Kecamatan Jatinangor Kabupaten Sumedang dengan menghadirkan sejumlah narasumber, Ir.Atun Budiman.,Msi.,Dr.Iin Susilawati,S.Pt.,MP.,Lizah Khaerani,S.Pt.,MT.,M.Agr.,Dr.Ir.Eulis Tanti Marlina,S.Pt.,MP.,IPM. Dan Deden Zam zam Badruzaman,S.Pt.,MS.

Menurut Dodi Kurnaedi,S.Pdi Kepala Desa Sayang, “Saya ucapkan selamat datang kepada para narasumber dan Harapan kami kedepannya untuk meningkatkan mutu dan kualitas peternak terutama di dalam pembuatan pakan dan pemanfaatan limbah peternakan untuk di jadikan pupuk yang bertujuan  untuk lebih mempermudah dan meningkatkan produksi baik yang peternak  bridding, usaha penggemukan dan pertanian”

“ Pelatihan peternakan ini sangat penting dan di butuhkan oleh masyarakat untuk meningkatkan SDM Masyarakat Desa Sayang, di mana kondisi Desa Sayang keadaan kependudukan sudah mulai padat mengakibatkan area pertanian menjadi berkurang namun semangat masyarakat untuk berternak dan bertani sangat tinggi, namun yang menjadi kendali bila ternak di lingkungan masyarakat menyebabkan bau dengan penggunaan teknologi peternakan masalah tersebut bisa di atasi dan saya mengucapkan terima kasih kepada Fapet Unpad yang telah memberikan pelatihan peternakan” ujar Dodi

Dodi menambahkan “dengan pelatihan ini bisa merubah pola piker peternak yang biasanya beternak secara tradisonal beralih ke peternak kearah modern dalam pembuatan pakan ternak dan pengolahan limbah peternakan menjadi pupuk,         mudah mudahan dengan diadakan pelatihan ini mendorong semangat peternak dan petani untuk menembangkan perternakanya”.

Sedangkan Ir.Atun Budiman.,MSi yang menyampaikan materi cara membuat pakan Hijauan dan Wawan Silase dengan Gambar  tentang macam macam rumput untuk pakan ternak dan  cara membuat pakan ternak ruminansia fermentasi mulai dari membuat perencanaan, menyiapkan peralatan dan menyiapkan bahan. Kemudian langkah membuat pakan fermentasi serta  menyiapkan pakan sudah bisa diberikan kepada hewan ternaknya.

“Hijauan pakan adalah produk yang dihasilkan dari tanaman pakan atau tumbuhan lain yang menghasilkan biomasa dan berklorofil yang dapat berfungsi sebagai hijauan pakan, sehingga hijauan pakan dapat diperoleh dari semua tanaman pakan atau tanaman lain seperti jagung, jerami padi, kakao, pelepah kelapa sawit, pelepah pisang, pelepah sagu dan lain-lain, Hijauan pakan berperan sangat penting baik secara strategis maupun teknis dalam upaya mengembangkan ternak ruminansia. Sebagai sumber utama serat kasar, pakan hijauan dari jenis rumput dan legume mampu mensuplai kebutuhan protein bagi ternak sapi untuk hidup pokok, pertumbuhan, produksi daging dan reproduksi.”ujar Atun.

Deden Zamzam Badruzzaman, S.Pt., M.Si. dalam pemaparannya mengatakan Limbah peternakan merupakan produk dari usaha peternakan, yang keberadaannya tidak dikehendaki sehingga harus dibuang. Limbah peternakan terdiri dari banyak jenis sesuai ternak yang menghasilkannya. Usaha budidaya ternak (sapi) menghasilkan limbah berupa kotoran ternak (feces, urine), sisa pakan ternak sepertipotongan rumput, jerami, dedaunan, dedak, konsentrat dan sejenisnya. Setiap harinya, seekor sapi menghasilkan kotoran 10-15 kg.Salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam meminimalisir dampak yang ditimbulkan oleh limbahternak (khususnya kotoran sapi) secara sederhana dan cepat sertamemberikan manfaat ekonomis bagi para peternak adalah melakukan proses pengolahan dengan menggunakanbantuan EM4 (Effective Microorganism 4).Selama ini pemanfaatan pupuk kandang langsung digunakan untuk pemupukan, tanpa melalui proses pengolahan. Kondisi ini dimungkinkanterjadi mengingat antara lain: tidak disadarinya manfaat dan fungsi pengolahan kotoran sapi, kurangnyapengetahuan proses pembuatan pupuk organik secara sederhana dan cepat, kurangnya pemahaman mengenainilai tambah pupuk organik dari kotoran ternak dan kurangnya pemahaman para peternak khususnya terhadapdampak negatif yang ditimbulkan dari pencemaran lingkungan oleh kotoran ternak.Dengan adanya pengolahan limbah ternak ini selain dapat mengatasi masalah lingkungan juga dapat memberikan nilai tambah bagi peternak karena mempunyai nilai ekonomis. Pembuatan kompos dapat mendukung kegiatan pertanian untuk mengembalikan kesuburan lahan. Dan  Kompos merupakan hasil pelapukan bahan-bahan berupa kotoran ternak/feses, sisa pertanian, sisa makanan dan sebagainya. Proses pelapukan dipercepat dengan merangsang perkembangan bakteri untuk menghancurkan dan menguraikan bahan-bahan yang dikomposkan. Penguraian bahan dibantu dengan suhu 60oC. Pengomposan merupakan proses biodegradasi bahan organik menjadi kompos dimana prosesdekomposisi atau penguraian dilakukan oleh bakteri,yeast dan jamur. Untuk mempercepat prosesdekomposisi bahan-bahan limbah organik menjadipupuk organik yang siap dimanfaatkan oleh tanaman dilakukan proses penguraian secara artifisial. Kotoranternak sapi dapat dijadikan bahan utama pembuatankompos karena memiliki kandungan nitrogen,potassium dan materi serat yang tinggi. Kotoran ternakini perlu penambahan bahan-bahan seperti serbukgergaji, abu, kapur dan bahan lain yang mempunyai kandungan serat yang tinggi untuk memberikan suplainutrisi yang seimbang pada mikroba pengurai sehinggaselain proses dekomposisi dapat berjalan lebih cepatjuga dapat dihasilkan kompos yang berkualitas tinggi.

“Dengan pelatihan ini di harapkan masyarakat dapat tertarik untuk beternak domba karena beternak domba sangat menguntungkan bagi peningkatan perekonomian masyarakat kalau di kelola dan di manej peternakan dombanya dengan baik serta masyarakat dapat memanpaatkan dagingnya maupun limbahnya untuk dapat meningkatkan ekonomi yang produktif serta dengan memanfaatkan ilmu dan teknologi yang dapat di terapkan di masyarakat.”ujarnya

Deden menambahan dengan “setelah saya berinteraksi dengan masyarakat Desa Sayang materi yang saya berikan adalah bagaimana mengolah limbah peternakan menjadi pupuk yang sangat di perlukan oleh masyarakat dan atusias masyarakat untuk mengikuti pelatihan ini sangat tinggi serta potensi pembuatan pupuk sangat tinggi di karenakan sebagian masyarakat berternak sekaligus bertani”.(agus)